BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kurikulum adalah suatu sistem yang mempunyai komponen-komponen yang saling
berkaitan erat dan menunjang satu sama lain. Komponen-komponen kurikulum
tersebut terdiri dari tujuan, materi pembelajaran, metode, dan evaluasi. Dalam
bentuk sistem ini kurikulum akan
berjalan menuju suatu tujuan pendidikan dengan adanya saling kerja sama
diantara seluruh subsistemnya. Apabila salah satu dari variabel kurikulum tidak
berfungsi dengan baik maka sistem kurikulum akan berjalan kurang baik dan
maksimal.
Melihat dari bentuk kurikulum tersebut, maka dalam pelaksanaan kurikulum
sangat diperlukan suatu pengorganisasian pada seluruh komponennya. Dalam proses
pengorganisasian ini akan berhubungan erat dengan perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengontrolan. Sedangkan manajemen adalah
salah satu displin ilmu yang implikasinya menerapkan proses-proses tersebut.
Maka dalam penerapan pelaksanaan kurikulum, seorang yang mengelola lembaga
pendidikan harus menguasai ilmu manajemen, baik untuk mengurus pendidikan
ataupun kurikulumnya. Oleh karena itu, makalah ini akan membahas tentang
pengertian, tujuan, fungsi, prinsip-prinsip, ruang lingkup, proses, dan faktor
pendukung serta penghambat manajemen kurikulum, serta hubungan teori pendidikan
dan kurikulum.
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun beberapa rumusan masalah yang akan dipaparkan dalam makalah ini,
antara lain:
1. Apa pengertian manajemen kurikulum?
2. Apa saja ruang lingkup manajemen kurikulum?
3. Apa prinsip manajemen kurikulum?
4. Apa fungsi manajemen kurikulum?
5. Bagaimana manajemen kurikulum yang diterapkan
di SMAN 1 Lembang, Kabupaten Bandung Barat?
C.
TUJUAN PENULISAN
Dari beberapa rumusan masalah yang telah dipaparkan, maka di dalam tujuan
penulisan makalah ini, antara lain:
1. Mengetahui pengertian manajemen kurikulum?
2. Mengetahui saja ruang lingkup manajemen
kurikulum?
3. Mengetahui prinsip manajemen kurikulum?
4. Mengetahui fungsi manajemen kurikulum?
5.
Mengetahui pelaksanaan manajemen kurikulum yang diterapkan di SMAN 1
Lembang, Kabupaten Bandung Barat?
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
A. PENGERTIAN MANAJEMEN KURIKULUM
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi
dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan
tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah,
satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh
satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan
kebutuhan dan potensi yang ada di daerah.
Manajemen kurikulum adalah suatu
sistem pengelolaan kurikulum yang kooperatif, komprehensif, sistemik, dan
sistematik dalam rangka mewujudkan ketercapaian tujuan kurikulum (Sudarsyah A.
dan Diding Nurdin, 2010: 182). Dalam pelaksanaannya, tentu manajemen kurikulum
harus dikembangkan sesuai dengan konteks Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan
berdasarkan Kurikulum 2013. Oleh karena itu, tujuan pendidikan yang dibangun
oleh lembaga pendidikan atau sekolah dalam mengelola kurikulum secara mandiri
dengan menitikberatkan pada ketercapaian dan kebutuhan akan visi dan misi
lembaga pendidikan atau sekolah juga tidak mengabaikan kebijakan-kebijakan
nasional yang telah diterapkan.
Hubungan antara sekolah dan masyarakat juga harus dikelola dengan baik dan
produktif. Hal ini dimaksudkan agar masyarakat benar-benar merasa memiliki sekolah. Dari hal tersebut, diharapkan
terbentuklah suatu hubungan yang sinergis antara sekolah dan masyarakat untuk
mewujudkan progra-program sekolah. Dengan demikian, hubungan yang baik antara
masyarakat dan sekolah dalam keterlibatannya dengan manajemen kurikulum dimaksudkan agar dapat memahami, membantu, dan
mengontrol implementasi kurikulum, sehingga lembaga pendidikan atau sekolah
selain dituntut kooperatif juga mampu mandiri dalam mengidentifikasi kebutuhan
kurikulum, mendesain kurikulum, menentukan prioritas kurikulum, melaksanakan
pembelajaran, menilai kurikulum, mengendalikan serta melaporkan sumber dan
hasil kurikulum baik pada masyarakat maupun pada pemerintah.
B. RUANG LINGKUP MANAJEMEN KURIKULUM
Manajemen kurikulum adalah bagian dari studi kurikulum. Para ahli
pendidikan pada umumnya telah mengenal bahwa kurikulum suatu cabang dari
disiplin ilmu pendidikan yang mempunyai ruang lingkup sagat luas. Studi ini
tidak hanya membahas tentang dasar-dasarnya, tetapi juga mempelajari kurikulum
secara keseluruhan yang dilaksanakan dalam pendidikan.
Ruang lingkup manajemen kurikulum meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan
penilaian kegiatan. Dari keterangan ini tampak sangat jelas bahwa ruang lingkup
manajemen kurikulum itu adalah prinsip dari proses manajemen itu sendiri. Hal
ini dikarenakan dalam proses pelaksanaan kurikulum punya titik kesamaan dalam
prinsip proses manajemen. Sehingga para ahli dalam pelaksanaan kurikulum
mengadakan pendekatan dengan ilmu manajemen. Bahkan kalau dilihat dari
cakupanya yang begitu luas, manajemen kurikulum merupakan salah satu disiplin
ilmu yang bercabang pada kurikulum.
Dalam sebuah kurikulum terdiri dari beberapa unsur komponen yang terangkai
pada suatu sistem. Sistem kurikulum bergerak dalam siklus yang secara bertahap,
bergilir, dan berkesinambungan. Oleh sebab itu, sebagai akibat dari yang
dianutnya, maka manajemen kurikulum juga harus memakai pendekatan sistem. Sistem kurikulum adalah suatu kesatuan yang
di dalamnya memuat beberapa unsur yang saling berhubungan dan bergantung dalam
mengemban tugas untuk mencapai suatu tujuan.
C. PRINSIP MANAJEMEN KURIKULUM
Prinsip yang harus diperhatikan dalam melaksanakan manajemen kurikulum
adalah sebagai berikut:
1. Produktivitas
Hasil yang akan diperoleh dalam kegiatan
kurikulum merupakan aspek yang harus dipertimbangkan dalam manajemen kurikilum.
Pertimbangan bagaimana agar peserta didik dapat mencapai hasil belajar sesuai
dengan tujuan kurikulum harus menjadi sasaran dalam manajemen kurikulum.
2. Demokratisasi
Pelaksanaan manajemen kurikulum harus
berasaskan pada demokrasi yang menempatkan pengelola, pelaksana, dan subjek
didik pada posisi yang seharusnya dalam melaksanakan tugas dengan penuh
tanggungjawab untuk mencapai tujuan kurikulum.
3. Kooperatif
Untuk memperoleh hasil yang diharapkan dalam
kegiatan manajemen kurikulum perlu adanya kerjasama yang positif dari berbagai
pihak yang terlibat.
4. Efektifititas dan efisiensi
Rangkaian kegiatan manajemen kurikulum harus
mempertimbangkan efektifititas dan efisiensi untuk mencapai tujuan kurikulum,
sehingga kegiatan manajemen kurikulum tersebut memberikan hasil yang berguna
dengan biaya, tenaga, dan waktu yang relatif singkat.
5. Mengarahkan visi, misi, dan tujuan yang
ditetapkan dalam kurikulum
Proses manajemen kurikulum harus dapat
memperkuat dan mengarahkan visi, misi, dan tujuan kurikulum. Dalam proses
pendidikan perlu dilaksanakan manajemen kurikulum untuk memberikan hasil
kurikulum yang lebih efektif, efisien, dan optimal dalam memberdayakan berbagai
sumber daya maupun komponen kurikulum.
D.
FUNGSI MANAJEMEN KURIKULUM
Menurut G.R. Terry terdapat empat fungsi manajemen kurikulum, yaitu :
1. Perencanaan (planning)
Perencanaan (planning) adalah pemilihan
atau penetapan tujuan organisasi dan penentuan strategi, kebijaksanaan, proyek,
program, prosedur, metode, sistem, anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk
mencapai tujuan.
Arti penting perencanaan terutama adalah
memberikan kejelasan arah bagi setiap kegiatan, sehingga setiap kegiatan dapat
diusahakan dan dilaksanakan seefisien dan seefektif mungkin.
2. Pengorganisasian (organizing)
Fungsi manajemen berikutnya adalah
pengorganisasian (organizing). George R. Terry (1986) mengemukakan bahwa
: “Pengorganisasian adalah tindakan mengusahakan hubungan-hubungan kelakuan
yang efektif antara orang-orang, sehingga mereka dapat bekerja sama secara efisien,
dan memperoleh kepuasan pribadi dalam melaksanakan tugas-tugas tertentu, dalam
kondisi lingkungan tertentu guna mencapai tujuan atau sasaran tertentu”
Dari pendapat di atas dapat dipahami bahwa
pengorganisasian pada dasarnya merupakan upaya untuk melengkapi rencana-rencana
yang telah dibuat dengan susunan organisasi pelaksananya. Hal yang penting
untuk diperhatikan dalam pengorganisasian adalah bahwa setiap kegiatan harus
jelas siapa yang mengerjakan, kapan dikerjakan, dan apa targetnya.
3. Pelaksanaan (actuating)
Dari seluruh rangkaian proses manajemen,
pelaksanaan (actuating) merupakan fungsi manajemen yang paling utama.
Dalam fungsi perencanaan dan pengorganisasian lebih banyak berhubungan dengan
aspek-aspek abstrak proses manajemen, sedangkan fungsi actuating justru lebih
menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung dengan orang-orang dalam
organisasi
Dalam hal ini, George R. Terry (1986)
mengemukakan bahwa “actuating merupakan usaha menggerakkan anggota-anggota
kelompok sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai
sasaran perusahaan dan sasaran anggota-anggota perusahaan tersebut oleh karena
para anggota itu juga ingin mencapai sasaran-sasaran tersebut”.
Dari pengertian di atas, pelaksanaan (actuating)
tidak lain merupakan upaya untuk menjadikan perencanaan menjadi kenyataan,
dengan melalui berbagai pengarahan dan pemotivasian agar setiap karyawan dapat
melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai dengan peran, tugas dan tanggung
jawabnya.
4. Pengawasan (controlling)
Pengawasan (controlling) merupakan fungsi
manajemen yang tidak kalah pentingnya dalam suatu organisasi. Semua fungsi
terdahulu, tidak akan efektif tanpa disertai fungsi pengawasan.
Dalam perspektif persekolahan, agar tujuan
pendidikan di sekolah dapat tercapai secara efektif dan efisien, maka proses
manajemen pendidikan memiliki peranan yang amat vital. Karena bagaimana pun
sekolah merupakan suatu sistem yang di dalamnya melibatkan berbagai komponen
dan sejumlah kegiatan yang perlu dikelola secara baik dan tertib. Sekolah tanpa
didukung proses manajemen yang baik, boleh jadi hanya akan menghasilkan
kesemrawutan lajunya organisasi, yang pada gilirannya tujuan pendidikan pun
tidak akan pernah tercapai secara semestinya.
Dengan demikian, setiap kegiatan pendidikan di
sekolah harus memiliki perencanaan yang jelas dan realisitis, pengorganisasian
yang efektif dan efisien, pengerahan dan pemotivasian seluruh personil sekolah
untuk selalu dapat meningkatkan kualitas kinerjanya, dan pengawasan secara
berkelanjutan.
Menurut Sudarsyah A. dan Diding Nurdin (2010: 185)
, fungsi-fungsi dari manajemen adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumberdaya
kurikulum, perberdayaan
sumber maupun komponen kurikulum dapat ditingkatkan melalui pengelolaan yang
terencana dan efektif.
2. Meningkatkan keadilan dan kesempatan bagi
peserta didik untuk mencapai hasil yang maksimal melalui rangkaian kegiatan pendidikan yang
dikelola secara integritas dalam mencapai tujuan.
3. Meningkatkan relevansi dan efektivitas
pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta didik maupun lingkungan sekitar
peserta didik, kurikulum yang dikelola secara efektif dapat memberikan kesempatan dan
hasil yang relevan dengan kebutuhan peserta didik maupun lingkungan sekitar,
4. Meningkatkan efektivitas kinerja guru maupun
aktivitas siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran, dengan pengelolaan kurikulum yang profesional,
efektif, dan terpadu dapat memberikan motivasi pada kinerja guru maupun
aktivitas siswa dalam belajar.
5. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses
belajar mengajar, proses pembelajaran selalu dipantau dalam rangka melihat konsistensi antara
desain yang telah direncanakan dengan pelaksanaan pembelajaran. Dengan
demikian, ketidaksesuaian antara desain dengan implementasi dapat dihindarkan.
6.
Meningkatkan pastisipasi masyarakat untuk membantu pengembangan kurikulum, kurikulum yang dikelola secara profesional
akan melibatkan masyarakat dalam memberi masukan supaya dalam sumber belajar
disesuaikan dengan kebutuhan setempat.
E. TUJUAN MANAJEMEN KURIKULUM
Komponen tujuan berhubungan dengan arah atau hasil yang ingin dicapai.
Dalam skala makro, rumusan tujuan kurikulum erat kaitannya dengan filsafat atau
sistem nilai yang dianut masyarakat. Bahkan, rumusan tujuan menggambarkan suatu
yang dicita-citakan masyarakat. Misalkan filsafat atau sistem nilai yang dianut
masyarakat Indonesia adalah Pancasila, maka tujuan yang diharapkan tercapai
oleh suatu kurikulum adalah membentuk masyarakat yang pancasilais. Dalam skala
mikro, tujuan kurikulum berhubungan dengan visi dan misi sekolah serta
tujuan-tujuan yang lebih sempit seperti tujuan setiap mata pelajaran dan tujuan
proses pembelajaran. Manajemen kurikulum dan pembelajaran bertujuan untuk:
1. Pencapaian pengajaran dengan menitik beratkan
pada peningkatan kualitas interaksi belajar mengajar.
2. Mengembangkan sumber daya manusia dengaan
mengacu pada pendayagunaan seoptimal mungkin.
3. Pencapaian visi dan misi pendidikan nasional.
4.
Meningkatkan kualitas belajar mengajar disuatu pendidikan tertentu.
Untuk mengakomodasi perbedaan pandangan tersebut, Hamid Hasan (1988)
mengemukakan bahwa tujuan dasar kurikulum dapat ditinjau dalam empat dimensi,
yaitu:
1. Kurikulum sebagai suatu ide, adalah kurikulum
yang dihasilkan melalui teori-teori dan penelitian, khususnya dalam bidang
kurikulum dan pendidikan.
2. Kurikulum sebagai suatu rencana tertulis,
adalah sebagai perwujudan dari kurikulum sebagai suatu ide yang diwujudkan
dalam bentuk dokumen, yang di dalamnya memuat tentang tujuan, bahan, kegiatan,
alat-alat, dan waktu.
3. Kurikulum sebagai suatu kegiatan, merupakan
pelaksanaan dari kurikulum sebagai suatu rencana tertulis, dan dilakukan dalam
bentuk praktek pembelajaran.
4.
Kurikulum sebagai suatu hasil, merupakan konsekwensi dari kurikulum sebagai
suatu kegiatan, dalam bentuk ketercapaian tujuan kurikulum yakni tercapainya
perubahan perilaku atau kemampuan tertentu dari para peserta didik.
Berdasarkan uraian di atas bisa disimpulkan bahwa kurikulum merupakan
dokumen perencanaan yang mencakup:
1. Tujuan yang harus diraih
2. Isi dan pengalaman belajar yang harus
diperoleh siswa
3. Strategi dan cara yang dapat dikembangkan
4. Evaluasi yang dirancang untuk mengumpulkan
informasi mengenai pencapaian tujuan
5.
Penerapan dari isi dokumen yang dirancang dalam bentuk nyata.
Dengan demikian, pengembangan
kurikulum meliputi penyusunan dokumen, implementasi dokumen serta evaluasi
dokumen yang telah disusun. (Sanjaya: 2008).
Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional sebagaimana dapat dilihat
dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 dinyatakan
bahwa: “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”.
F. KOMPONEN-KOMPONEN KURIKULUM
Kurikulum merupakan suatu sistem yang memiliki komponen-komponen tertentu.
Perhatikan bagan di bawah ini!
Bagan tersebut menggambarkan bahwa sistem kurikulum terbentuk oleh empat
komponen, yaitu: komponen tujuan, isi, metode/strategi, dan evaluasi. Sebagai
suatu sistem setiap komponen harus saling berkaitan satu sama lain. Manakala,
salah satu komponen yang membentuk sistem kurikulum terganggu atau tidak
berkaitan dengan komponen lainnya, maka sistem kurikulum pun akan terganggu
pula.
1. Komponen Tujuan
Komponen tujuan berhubungan dengan arah atau hasil yang
diharapkan. Adapun beberapa tujuan pendidikan, memiliki empat klasifikasi:
a. Tujuan Pendidikan Nasioanal (TPN)
Menurut UU No. 20 tahun 2003, pasal 3, bahwa
pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik, agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatis, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggunga
jawab.
b. Tujuan Institusional (TI)
Tujuan Institusional adalah tujuan yang harus
dicapai oleh setiap lembaga pendidikan. Dengan kata lain, tujuan ini dapat
didefinisikan sebagai kulaifikasi yang harus dimiliki setiap siswa setelah
mereka menempuh atau dapat menyelesaikan program di suatu lembaga tertentu.
c. Tujuan Kurikuler (TK)
Tujuan Kurikuler adalah tujuan yang harus
dicapai oleh setiap bidang studi atau mata pelajaran. Oleh karena itu, tujuan
kurikuler didefinisikan sebagai kualifikasi yang harus dimiliki siswa setelah
mereka menyelesaikan suatu bidang studi tertentu dalam suatu lembaga
pendidikan.
d. Tujuan Pembelajaran
Tujuan Pembelajaran merupakan kemampuan yang
harus dimiliki oleh setian siswa setelah mereka mempelajari bahasan tertentu
dalam bidang studi tertentu dalam satu kali pertemuan.
2. Komponen Isi/Materi Pelajaran
Isi kurikulum menyangkut semua aspek baik yang
berhubungan dengan pengetahuan atau materi pelajaran yang biasanya tergambarkan
pada isi setiap mata pelajaran yang diberikan maupun aktivitas dan kegiatan
siswa. Baik materi maupun aktivitas itu seluruhnya diarahkan untuk mencapai
tujuan yang ditentukan.
3. Komponen Metode/Strategi
Strategi meliputi rencana, metode, dan perangkat kegiatan
yang direncanakan untuk mencapai tujuan tertentu. T. Rakajoni (1989)
mengartikan strategi pembelajaran sebagai pola dan urutan umum perbuatan
guru-siswa dalam mewujudkan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan
yang telah ditentukan.
Dari kedua pengertian di atas, ada dua hal yang dapat
dicermati. Pertama, strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan termasuk
penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya/kekuatan dalam
pembelajaran. Kedua, strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Artinya,
arah dari semua keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan.
4. Komponen Evaluasi
Evaluasi sebagai alat untuk melihat keberhasilan
pencapaian tujuan dapat dikelompokkan ke dalam dua jenis, yaitu tes dan nontes.
a. Tes
Tesbiasanya digunakan untuk mengukur kemampuan
siswa dalam aspek kognitif atau tingkat penguasaan materi pembelajaran. Hasil
biasanya diolah secara kuantitatif. Proses pelaksanaan tes hasil belajar
dilakukan setelah berakhir pembahasan setalah pokok bahasan selesai satu
semester. Dilihat dari fungsinya, tes yang dilaksanakan setelah satu semester
dinamakan tes sumatif. Hal ini disebabkan hasil dari tes itu digunakan untuk
menilai keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran sebagai bahan untuk
mengisi buku kemajuan belajar (nilai raport). Sedangkan tes yang dilakukan
setalah proses belajar mengajar dinamakan tes formtif karena fungsinya bukan
untuk melihat keberhasilan siswa akan tetapi digunakan sebagai umpan balik
untuk perbaikan proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru.
1)
Kriteria tes sebagai alat evaluasi
Evaluasi memiliki dua kriteria, yakni kriteria validitas
dan kriteria relliabilitas. Tidak dikatakan tes memiliki tingkat validitas
seandainaya yang hendak diukur kemahiran mengoperasikan sesuatu, tetapi yang
digunakan adalah tes tertulis yang mengukur keterpahaman suatu konsep. Tes
memiliki tingkat reliabilitas atau keandalan jika tes tersebut dapat
menghasilkan informasi yang konsisten.
2)
Jenis-jenis tes
Dilihat dari pelaksanaannya, tes dapat dibagi menjadi dua
bagian yakni tes tulis, tes lisan, dan tes perbuatan.
b. Nontes
Nontes adalah alat evaluasi yang biasanya
digunakan untuk menilai aspek tingkah laku termasuk sikap, minat, dan motivasi.
Beberapa jenis nontes, diantaranya observasi, wawancara, studi kasus, skala
penilaian.
BAB III
HASIL OBSERVASI
DAN WAWANCARA
A.
HASIL OBSERVASI
SMA Negeri 1 lembang merupakan salah satu
sekolah menengah unggulan di Kabupaten Bandung Barat. SMA Negeri 1 Lembang
merupakan salah satu sekolah menengah yang mulai menerapkan kurikulum 2013 diantara delapan sekolah yang telah
menerapkannya di Kabupaten Bandung Barat. Kurikulum 2013 diterapkan di SMA
Negeri 1 Lembang dimulai pada Juli 2013.
Sesuai dengan draft kurikulum 2013, bahwa
sebagai permulaan yaitu dilaksanakan di kelas X. Yang unik disini bahwa program
IPA dan IPS dihapus dan diganti nama menjadi MIA (Matematika dan Ilmu Alam) dan
IIS (Ilmu-ilmu Sosial). Dalam manajemen kurikulumnya pun telah terstruktur
dengan baik, kepala sekolah sebagai pengembang kurikulum dan juga para guru
bidang studi yang telah mendapat pelatihan/penataran menjadi kepanjangan tangan
dari kepala sekolah untuk mengimplementasikan kurikulum 2013 di sekolah.
Salah satu staf pengajar di SMA Negeri 1
lembang yang bernama Bapak Marsudi bahkan menjadi salah satu pengembang
kurikulum yang bertugas mensosialisasikan tentang kurikulum 2013 ini ke setiap
sekolah di Kabupaten Bandung Barat.
Dalam pelaksanaanya di SMA Negeri 1 Lembang
sangat kondusif akan penerapan kurikulum 2013 ini. Selain itu lintas minat juga
sudah diterapkan di SMA Negeri 1 Lembang. Perkembangan kognitif, apektif dan
psikomotor juga ditunjang dengan baik. Dalam hal
manajemen kurikulum pun telah terbentuk dengan baik. Hal ini dapat
diketahui setelah melakukan wawancara dengan Bapak Marsudi selaku pengembang
kurikulum.
B.
HASIL WAWANCARA
Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang dirancang
untuk menggantikan kurikulum sebelumnya yaitu KTSP. Pengembang kurikulum 2013,
yaitu Prof. Hamid Hasan merasa bahwa kurikulum sebelumya kurang bisa membentuk
karakter siswa yang diharapkan, sehingga beliau merancang kurikulum 2013.
Kurikulum 2013 diharapkan mampu membentuk kepribadian yang pantang menyerah dan
tidak gampang mengeluh atau dengan kata lain, memiliki karakter yang kuat pada
siswa dengan beberapa perubahan aspek kurikulum di dalamnya. Tapi bagaimana
manajemen implementasi kurikulum ini diterapkan di sekolah-sekolah? Salah satu
staf pengajar di SMAN 1 Lembang dan juga sebagai peserta pelatihan kurikulum
2013, yaitu Bapak Marsudi menjadi narasumber tentang implementasi kurikulum 2013 disekolah-sekolah. Berikut deskripsi
mengenai hasil wawancara yang telah kami lakukan pada tanggal 22 Oktober 2013.
Berikut hasil wawancara kami kepada Wakasek
Kurikulum SMAN 1 Lembang mengenai manajemen kurikulum dan pembelajaran:
a. Bagaimana tugas pengembang kurikulum di
sekolah khususnya mengenai kurikulum 2013 yang sedang diujicoba saat ini?
Sebelum menjawab pertanyaan tersebut baiknya kita mengetahui apa saja fungsi
manajemen kurikulum. Seperti diketahui diantaranya ada perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan dan pengawasan. Dari semua fungsi manajemen kurikulum tersebut diantaranya
merupakan tugas dari pengembang kurikulum. Dalam hal perencanaan disini bahwa
kurikulum dibuat secara terencana untuk digunakan di sekolah. Saat ini kurikulum
diproyeksikan untuk jangka 3 tahun kedepan yaitu sekitar tahun 2015 sudah
dipakai disemua sekolah. Dalam hal pengoraganisasian, jelas ada struktur dalam
pengembang kurikulum dimulai dari Kemendikbud, Dinas Provinsi, Dinas Daerah,
dosen, Widya Iswara, guru inti dan kepala sekolah. Dalam hal pelaksanaan, kita
tidak bisa melepaskan dalam prinsip manajemen kurikulum, yaitu dalam
penerapannya tetap demokrasi, contoh konkritnya bahwa di Kabupaten Bandung
Barat ini baru 8 SMA yang sudah menerapkan Kurikulum 2013 dan sebagiannya masih
dalam tahap disosialisasikan. Tugas sosialisasi disini adalah tugas dari
pengembang kurikulum. Terakhir, sebagai pengawasan bahwa selain dari ketiga
tugas diatas, pengembang kurikulum juga sebagai pengawas tepatnya adalah pemerintah
pusat, evaluasi tercapai atau tidaknya kurikulum di semester awal ini akan
dilaksanakan Desember nanti.
b.
Apa ada pelatihan untuk pengembang kurikulum? Seperti apa
peletihan tersebut?
Tentu ada, pelatihan disini ditujukan untuk
kepala sekolah sebagai pengembang kurikulum di sekolah dan ditugaskan kepada
beberapa guru bidang studi untuk mengikuti pelatihan/penataran. Pelatihan
disini agar dalam pelaksanaanya, kurikulum mampu berjalan maksimal dengan
sumber daya manusia yang mumpuni. Bentuk pelatihannya yaitu In House Training
(sentralistik) pada Agustus 2013.
c.
Bagaimana bapak sebagai pengembang kurikulum menanggapi
isu terkait rancangan struktur kurikulum, khususnya tentang penjurusan dari
kelas X?
Sebenarnya mengenai isu rancangan struktur kurikulum
itu tidak hanya terjadi pada kurikulum saat ini tapi juga
yang terdahulu. Pada kurikulum 2013 ini bertujuan untuk menghilangkan isu ini
dengan mengadakan program lintas minat. Tugas pengembang kurikulum adalah
mengawasi akan keberlangsungan pelaksanaan program ini.
d.
Didalam prinsip manajemen kurikulum dan juga pendekatan
kurikulum 2013, ditulis tentang psikomotor (produktivitas/hasil) yang pada KTSP
kurang digali pada siswa. Bagaimana bapak sebagai pengembang kurikulum berperan
menyiapkan strategi untuk melayani perbedaan minat dan bakat siswa di sekolah?
Inilah yang menjadi keunggulan dari kurikulum
2013, dimana dalam setiap penilaian tidak hanya digali akan intelektual dan
sikapnya saja tetapi juga bagaimana siswa mampu menghasilkan sebuah karya hasil
belajarnya. Pada kurikulum 2013 juga memakai penilaian otentik untuk setiap
murid dalam setiap pembelajarannya. Prinsip manajemen kurikulum juga menjadi
aspek yang dikedepankan, yaitu dalam hal efektivitas dan efisiensi, dimana
kurikulum 2013 merencanakan bahwa murid
memiliki karakter yang kuat dengan waktu yang efisien.
e.
Terkait pelayanan bagi kemampuan siswa yang diatas
rata-rata, menurut bapak apakah akselerasi masuk dalam psikomotor? Dan apa itu
perlu?
Akselerasi itu sah-sah saja, akan tetapi kita
harus melihat psikologi peserta didik tersebut karena secara kognitif menguasai
tapi mungkin secara psikologi tidak. Untuk
SMAN 1 Lembang, siswa yang memiliki kemampuan diatas rata-rata diberi
fasilitas untuk mengembangkan kemampuannya sehingga mampu menghasilkan
prestasi-prestasi yang membanggakan bagi sekolah. Hal ini masuk dalam prinsip
manajemen kurikulum tentang produktivitas dan visi misi sekolah.
BAB IV
PEMBAHASAN
Pembahasan kali ini adalah implementasi kurikulum
2013 di SMA Negeri 1 Lembang dengan tinjauan pustaka mengenai manajemen
implementasi kurikulum. Pada pembahasan kali ini juga lebih menekankan pada
aspek prinsip dan fungsi manajemen kurikulum. Ada beberapa poin yang perlu diperhatikan
mengenai prinsip manajemen kurikulum; diantaranya produktivitas, demokratisasi,
kooperasi, efektifitas dan efisiensi serta menetapkan visi misi dan tujuan yang
ditetapkan dalam kurikulum.. Mengenai kelima prinsip tersebut SMA Negeri 1
Lembang sudah melakukannya. Hal ini terlihat dari pengimplementasian kurikulum
2013 di sekolah atau bahkan sebelumnya. Demokratisasi dari SMA Negeri 1 Lembang
dapat dilihat ketika belum semua guru memahami tentang kurikulum 2013, guru
tersebut diberi kewenangannya dalam melakukan pendekatan dalam pembelajaran.
Kooperasi adalah dimana setiap pengembang kurikulum mampu bersinergis dalam
pengimplementasian kerikulum. Efektifitas dan efisiensi bisa dilihat dari
beberapa contoh suksesnya program sekolah dalam kurun waktu yang ditentukan. Terakhir,
khusus untuk kelas X yang telah memakai kurikulum 2013 pun tetap saja secara
keseluruhan visi, misi dann tujuan dari SMA Negeri 1 Lembang tetap mengacu pada
kurikulum yang berlaku.
Adapun fungsi manajemen
kurikulum di SMA Negeri 1 juga telah berjalan dengan sangat baik. Menurut G.R.
Terry ada empat hal mengenai fungsi kurikulum, yaitu perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan. Di SMA Negeri 1 Lembang semua
warga sekolah turut serta dalam mengembangkan kurikulum 2013. Pada perencanaan
juga telah terkoordinasi dengan baik, salah satu contohnya adalah dalam
penyusunan silabus dan RPP dalam proses pembelajaran, guru diberi keleluasaan
dalam mengembangkan silabusnnya. Pengorganisasian yaitu dari pengembang
kurikulum (kepalas sekolah) hingga kepada para guru bidang studi. Serta
pengawasan dilakukan oleh pengembang kurikulum mengenai sejauh mana kurikulum
tersebut berhasil. Hal ini dapat diketahui setelah melakukan evaluasi.
BAB V
KESIMPULAN
A. KESIMPULAN
Manajemen yang baik akan menghasilkan produk
yang baik pula, mungkin perkataan tersebut sangat cocok ditujukkan kepada SMA
Neger 1 Lembang. Dengan pengelolaan sumber daya manusia yang baik pula
menjadikan SMA Negeri 1 Lembang sebagai salah satu sekolah yang pertama kali
memakai kurikulum 2013 dengan kondusif di Kabupaten Bandung Barat.
Manajemen implementasi kurikulum sangat
bermanfaat dalam mengatur strategi pembelajaran di sekolah. Maka dari itu
pengembang kurikulum harus pandai-pandai dalam mengaturnya sesuai dengan
prinsip dan fungsi manajemen kurikulum itu sendiri. Terlepas dari bagaimana
perencanaan kurikulum itu sendiri dirancang, di SMA Negeri 1 Lembang telah
melakukan perintisan akan kurikulum 2013 dengan optimal. Adapun pelaksanaannya
masih dalam tahap pengawasan dari para pengembang kurikulum dan juga
masyarakat.
Kurikulum 2013 di SMA Negeri 1 Lembang juga
dalam pembelajarannya telah berbasis TIK. Hal ini tidak terlepas dari
pengembang kurikulum yang berperan sebagai sumber daya manusia yang me-manage
proses pendekatan dalam pembelajaran. Maka dari itu betapa penting nya
posisi manajemen kurikulum dalam keberlangsungan pembelajaran disekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku:
Hamalik,O. (2008). Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya
Sanjaya, W. (2008). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana
Tim Dosen Administrasi Pendidikan. (2010). Pengelolaan pendidikan. Bandung:
Jurusan Administrasi Pendidikan
Sumber Internet:
http://sman1lembang.com/
Wawancara:
Pak Marsudi sebagai Wakil Kepala Sekolah SMAN 1 Lembang bagian Kurikulum
Tidak ada komentar:
Posting Komentar