Harapan itu hanya sekedar harapan
buat kaka senior yang gue kagumin nih.
note ini aku tulis untuknya,
sebagai pengingat suatu saat nanti jika aku sekarang menyukainya dan
mengaguminya dan untuk suatu saat nanti ketika aku dan dia telah
memiliki kehidupan masing-masing. tentunya kehidupan yang bahagia :-)
dia wanita berkerudung, wanita yang dewasa yang selalu memberi pesan keikhlasan bagi setiap orang. dekat dengannya adalah mimpi bagi setiap laki-laki. pantas aku pun menyukainya. aku tak pernah tahu apa yang ada dalam dirinya karena bagiku dia selalu memberi energi positif bagi setiap orang yang selalu berada di dekatnya termasuk aku. dia memiliki karisma, karisma unik. seandainya dia tersenyum, barisan gigi rapinya akan senantiasa menyapa orang untuk ingin lebih mengenal dirinya. pribadinya yang ceria adalah pembawaannya setiap hari terlepas dari masalah yang selalu melilit setiap insan yang hidup.
melihatnya berjalan di lobi membuatku selalu tersenyum lucu, gayanya berjalan mengingatkan ku pada sosok PENGUIN, pada sosok adik kelas juga yang pernah aku sukai dulu.
sebelumnya aku selalu berfikir jika berada didekatnya adalah hal yang keren dan lebih mengenalnya adalah hal yang indah. maka dari itu aku selalu memohon dalam do'a untuk mendapat kesempatan bisa melakukan dua hal tersebut. hanya dua itu, tak pernah memikirkan apa yang terjadi selanjutnya...
dalam sebuah kesempatan aku bisa lebih dekat dengannya dan kini aku sedikit lebih mengenalnya,masa lalunya walau hanya sedikit yang aku tahu. dua permohonanku telah terkabul. apa aku berhenti berharap? itulah yang menjadi masalahnya, semakin lama aku berada didekatnya, pikiran-pikiran liarku bermunculan, tapi yang jelas aku menyukainya, lebih dari menyukai sebagai seorang junior. satu hal yang paling sulit untuk dihilangkan adalah rasa minder, minder adalah sisi negatif dari sifat rasionalku. sikap rasionalku ini bukan membawaku pada kerja keras akan tetapi membawaku pada dimensi dimana aku harus berkaca, melihat latar belakangku yang lebih gelap daripada malam ketika sang bulan dan sang bintang enggan untuk menampakkan diri (aku harus sadar diri). aku selalu gagal dalam tahap ini dengan berbagai wanita karena masalah ini, masalah yang terkadang wanita baru menyadarinya nanti. dimana aku merasa rendah. aku bergaul dengan siapa saja dan dimana saja, sedangkan dalam sebuah kesempatan dia mengatakan bahwa temannya akan pergi bermain ke sebuah tempat perbelanjaan super modern setelah mengantarnya berobat. aku berbeda dalam bergaul, aku yang slengean selalu tampil apa adanya adalah kebalikan darinya, dia dalam sepintas meski belum tentu kebenarannya. dalam sebuah perkuliahan, seorang dosen memberikan sebuah pandangan, JIKA KALIAN INGIN MENGENAL SESEORANG, MAKA LIHATLAH TEMAN-TEMANNYA. bagiku itu sudah cukup.
harus aku tekankan bahwa sebelumnya tak pernah terfikir untuk menyukainya seperti ini, tapi seperti yang pernah aku katakan sebelumnya bahwa dia memang layak untuk disukai bahkan lebih. aku? laki-laki sepertiku pernah dekat dengannya merupakan anugerah, perasaan GR-ku adalah puncak hubunganku dengannya, puncak respon perasaanku. dimana aku selalu merasa bahwa dia juga menyukaiku tanpa harus tahu itu benar apa salah, yang jelas itu adalah sebuah kebahagiaan. harapanku adalah dimana aku bisa lebih serius dengannya, tapi sesuai dengan judul note ini "harapan itu hanya sekedar harapan" tanpa adanya kenyataan. maka ku harus siap menulis dalam buku diary-ku "bagai pungguk merindukan bulan". butuh keajaiban untuk harapan itu. butuh tangan tuhan untukku. tapi yang jelas ketika kesempatan ini berakhir, aku pun harus siap untuk kembali menjauh, maka aku selalu bertekad untuk tidak terlalu dekat, seperti inipun sudah cukup.
semoga dia mendapat laki-lakiyang terbaik yang diciptakan Allah untuknya, semoga dia menjadi wanita yang terbaik untuk jodohnya kelak. amiinjangan lupa tidak semua kebahagiaan itu adalah ketika kita mendapat sesuatu yang kita idam-idamkan, lebih dari itu kebahagiaan adalah ketika do'a kita menjadi bagian kebahagiaannya, menjadikannya "kereeeen".
semangaaaaat untuknya :-)
dia wanita berkerudung, wanita yang dewasa yang selalu memberi pesan keikhlasan bagi setiap orang. dekat dengannya adalah mimpi bagi setiap laki-laki. pantas aku pun menyukainya. aku tak pernah tahu apa yang ada dalam dirinya karena bagiku dia selalu memberi energi positif bagi setiap orang yang selalu berada di dekatnya termasuk aku. dia memiliki karisma, karisma unik. seandainya dia tersenyum, barisan gigi rapinya akan senantiasa menyapa orang untuk ingin lebih mengenal dirinya. pribadinya yang ceria adalah pembawaannya setiap hari terlepas dari masalah yang selalu melilit setiap insan yang hidup.
melihatnya berjalan di lobi membuatku selalu tersenyum lucu, gayanya berjalan mengingatkan ku pada sosok PENGUIN, pada sosok adik kelas juga yang pernah aku sukai dulu.
sebelumnya aku selalu berfikir jika berada didekatnya adalah hal yang keren dan lebih mengenalnya adalah hal yang indah. maka dari itu aku selalu memohon dalam do'a untuk mendapat kesempatan bisa melakukan dua hal tersebut. hanya dua itu, tak pernah memikirkan apa yang terjadi selanjutnya...
dalam sebuah kesempatan aku bisa lebih dekat dengannya dan kini aku sedikit lebih mengenalnya,masa lalunya walau hanya sedikit yang aku tahu. dua permohonanku telah terkabul. apa aku berhenti berharap? itulah yang menjadi masalahnya, semakin lama aku berada didekatnya, pikiran-pikiran liarku bermunculan, tapi yang jelas aku menyukainya, lebih dari menyukai sebagai seorang junior. satu hal yang paling sulit untuk dihilangkan adalah rasa minder, minder adalah sisi negatif dari sifat rasionalku. sikap rasionalku ini bukan membawaku pada kerja keras akan tetapi membawaku pada dimensi dimana aku harus berkaca, melihat latar belakangku yang lebih gelap daripada malam ketika sang bulan dan sang bintang enggan untuk menampakkan diri (aku harus sadar diri). aku selalu gagal dalam tahap ini dengan berbagai wanita karena masalah ini, masalah yang terkadang wanita baru menyadarinya nanti. dimana aku merasa rendah. aku bergaul dengan siapa saja dan dimana saja, sedangkan dalam sebuah kesempatan dia mengatakan bahwa temannya akan pergi bermain ke sebuah tempat perbelanjaan super modern setelah mengantarnya berobat. aku berbeda dalam bergaul, aku yang slengean selalu tampil apa adanya adalah kebalikan darinya, dia dalam sepintas meski belum tentu kebenarannya. dalam sebuah perkuliahan, seorang dosen memberikan sebuah pandangan, JIKA KALIAN INGIN MENGENAL SESEORANG, MAKA LIHATLAH TEMAN-TEMANNYA. bagiku itu sudah cukup.
harus aku tekankan bahwa sebelumnya tak pernah terfikir untuk menyukainya seperti ini, tapi seperti yang pernah aku katakan sebelumnya bahwa dia memang layak untuk disukai bahkan lebih. aku? laki-laki sepertiku pernah dekat dengannya merupakan anugerah, perasaan GR-ku adalah puncak hubunganku dengannya, puncak respon perasaanku. dimana aku selalu merasa bahwa dia juga menyukaiku tanpa harus tahu itu benar apa salah, yang jelas itu adalah sebuah kebahagiaan. harapanku adalah dimana aku bisa lebih serius dengannya, tapi sesuai dengan judul note ini "harapan itu hanya sekedar harapan" tanpa adanya kenyataan. maka ku harus siap menulis dalam buku diary-ku "bagai pungguk merindukan bulan". butuh keajaiban untuk harapan itu. butuh tangan tuhan untukku. tapi yang jelas ketika kesempatan ini berakhir, aku pun harus siap untuk kembali menjauh, maka aku selalu bertekad untuk tidak terlalu dekat, seperti inipun sudah cukup.
semoga dia mendapat laki-lakiyang terbaik yang diciptakan Allah untuknya, semoga dia menjadi wanita yang terbaik untuk jodohnya kelak. amiinjangan lupa tidak semua kebahagiaan itu adalah ketika kita mendapat sesuatu yang kita idam-idamkan, lebih dari itu kebahagiaan adalah ketika do'a kita menjadi bagian kebahagiaannya, menjadikannya "kereeeen".
semangaaaaat untuknya :-)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar